History

Pada awal tahun, STiMB berlokasi di daerah jalan setiabudi dengan jumlah mahasiswa yang belum sebanyak sekarang. Lokasinya terbilang kecil untuk ukuran sebuah kampus karena waktu itu para pendiri STiMB masih mempertimbangkan tentang kemungkinan besar kecilnya minat masyarakat terhadap STiMB. Namun seiring berjalannya waktu yang dibarengi dengan strategi promosi yang tepat sasaran, dua tahun kemudian tepatnya tahun akademik 2003 animo dan ketertarikan masyarakat terhadap STiMB semakin meningkat sehingga lokasi kampus dipindahkan ke daerah Dipatiukur dengan luas area yang lebih besar karena mahasiswa yang mendaftar kala itu terhitung hingga tiga kali lipat jumlahnya dibanding dua tahun pertama.

Pada tahun akademik 2003 pula lah kelengkapan kampus serta system manajemen dan lain sebagainya mulai dibenahi kembali demi menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih kondusif dan menciptakan suasana kampus yang nyaman bagi mahasiswa, dosen dan staf karyawan. Namun lokasi di daerah dipatiukur juga tidak bertahan lama karena tahun-tahun ajaran berikutnya, jumlah mahasiswa yang mendaftar kuliah semakin banyak hingga akhirnya STiMB memutuskan untuk pindah ke lokasi yang lebih besar lagi yaitu lokasi terakhir di JL. Lamping no. 16 Kel. Sukajadi Kec. Cipaganti.

Jumlah kelas ditambah berikut pembaruan kelengkapannya, penambahan jumlah studio praktek instrumen beserta fasilitas pendukungnya. Hingga di lokasi terakhir ini STiMB memiliki jumlah mahasiswa hingga 100 orang per angkatan. Jumlah yang banyak mengingat musik adalah jurusan yang terbilang masih eksklusif di tanah air. Sejak berdiri STiMB telah menghasilkan lulusan berkualitas dan unggul, bermanfaat bagi masyarakat dan industri musik tanah air bahkan dunia kerja bidang lain seperti dunia perbankan dll. Bahkan beberapa mahasiswa ada yang bekerja sambil menjalani studinya karena penyedia lapangan kerja memang membutuhkan personel yang memiliki keahlian musikal.

Perbaikan sistem pengajaran dan Sumber Daya Manusia bidang tenaga pengajar bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan yang ada di lapangan untuk memperbaiki kualitas institusi dan mahasiswanya dan terbukti dengan langkah-langkah strategisnya STiMB berhasil mencetak lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi dunia kerja baik di dunia hiburan, industri manufaktur, pendidikan ataupun lingkungan kerja formal.

Beberapa contoh dari dunia industri manufaktur adalah mahasiswa angkatan 2002 Priyo Mahadi yang kini bekerja di perusahaan gitar ternama sebagai QC, Ricky Tri Patria (2003) yang bekerja di perusahaan pembuat sound sistem lokal sebagai QC, bidang entertainment Migi Jalu (2002) dan Roni Romansa (2003) pemilik studio rekaman, bidang pendidikan Gregorius Grendo (2003) sebagai dosen vocal di STiMB, Andini Verani (2002) pengajar di Elfas Musik sebagai pengajar vocal. Bidang pekerjaan formal Vidi Widya (2005) bekerja di Bank Rakyat indonesia bidang Entertainment, RD. Gunara Suriadanuningrat bekerja di BTPN bidang Entertainment, serta masih banyak lagi.

Contoh lain keberhasilan STiMB dari dunia hiburan adalah keberhasilan membimbing Cakra Khan melangkah ke ranah industry musik tanah air sebagai vokalis solo yang berhasil menyabet berbagai penghargaan. Bahkan band pengiring Cakra Khan adalah mahasiswa STiMB. Kemudian Joshua Sitompul atau lebih dikenal sebagai JOSH AFI yang mampu menembus babak 5 besar ajang pencarian bakat Akademi Fantasi Indosiar. Hingga tahun ajaran 2014 STiMB telah berhasil menghasilkan banyak lulusan yang siap bekerja.

STiMB juga sering menyelenggarakan berbagai pertunjukan yang didukung langsung oleh pemerintah baik PEMKOT maupun PEMPROV. Selain itu sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal. STiMB juga sering berkolaborasi dengan musisi lokal tradisional. Beberapa diantaranya adalah pada tahun 2008 saat STiMB sebagai pendiri BANDUNG ORCHESTRA berkolaborasi dalam sebuah pertunjukan bertajuk BANDUNG ORCHESTRA dengan beberapa musisi lokal seperti Rika Rafika, BIMBO, Christopher Abimanyu, Andi RIF, dll pada tahun 2008, yang dihadiri oleh walikota Bandung kala itu Bp. Dada Rosada, Wagub JABAR Bpk. Yusuf Macan Effendi (Dede Yusuf).

Kemudian pertunjukan CROSS CULTURE di tahun berikutnya yang menggabungkan konsep pertunjukan seni tradisi lokal dan barat. Turut mengundang rekan dari kampus STSI dan komunitas angklung SAUNG ANGKLUNG UDJO mewakili seni tradisi lokal, TIME BOMB BLUES dan rekanrekan mahasiswa STiMB mewakili seni tradisi barat dan TATALOE percussion mewakili seni kolaborasi tradisi lokal dan seni tradisi barat.